Senin, 08 April 2013

Sudut Lancip



akhir ini gue sering cerita tentang kesendirian gue ..
bukan  hal yang asing ketika seseorang mecoba berbagi akan hal yang menurut mereka perlu untuk dibagi, bukan solusi dan apresiasi yang berlebih yang dicari. 
tapi paling tidak tiap pesan yang keluar dari mulut yang resah ini dapat dibagi ke orang lain. cara itu yang menurut gue paling ampuh buat tiap individu, berbagi .

dan komunikasi seperti inilah hal ajaib yang mampu menyambungkan berbagai kecocokan, ketersambungan sinapsis, hati dan jiwa sepenuhnya terhadap seseorang . sesuatu yang gak bisa diverbalkan, bahkan divisualisasikan.

berbagai saran yang gue terima dari teman-teman gue, coba lu sibukin diri lu, coba lu meditasi, coba lu lebih mikir tentang masa depan, coba lu nyari cewe . 


dan yang terakhir ini...

pernah suatu saat ketika gue di kosan, ada teman seangkatan yang umurnya lebih  tua dari gue dateng, seperti biasa dengan senyum sumringah khasnya dia masuk sambil terus cengar cengir . dengan sedikit basa-basi akhirnya percakapan kita berlabuh dipersoalan perempuan.
ada beberapa pertanyaan dan pernyataan yang terngiang di benak gue tapi ada satu pertanyaan yang gue inget .

"bud,lu kan jomlo.. nih gue ada cewe, cakep, putih , mulus, bahenol mau teu?"

setelah obrolan-obrolan singkat lainnya, akhirnya telfon dari keluarganya mengharuskan dia buat pulang.
kembali, gue sendiri dan mencoba mereview beberapa obrolan gue tadi. 

ada hal yang mengganjal dipikiran gue dan ini bukan masukan atau saran yang gue tangkep dari ungkapannya, tapi sebuah pertanyaan akan hal yang lebih luas yaitu pemaknaan cantik,putih, mulus dll itu yang ngebuat gue bertanya-tanya, apa pada dasarnya selalu persepsi "keindahan" yang di usung hukum universal itulah yang selalu ditawarkan? 

tapi sebagian cowo mungkin berpendapat lain tentang "keindahan" ini. termasuk gue .

yap, putih , bersih, mulus, bahenol bagi para kaum hawa mungkin suatu sistem pertahanan kuat terhadap dirinya dan kelangsungan keturunannya. hal yang selalu di anggap wajar karena kaum adam pun harus menjadi yang paling "kuat" dalam kompetisi dunia untuk mendapatkan kepastian tentang masa depan wanitanya .

pertanyaan berikutnya

lalu di mana hati? seremeh itukan jiwa tertelan oleh hegemoni konsepsi universal? 

manusia bukan budak genetika yang hanya bisa melihat "keindahan" dari sisi kenikmatan jasmaniah saja. akal budi manusia yang terbungkus rapi dalam asmara dan gaya hidup yang diberikan pita luhur yang bernama cinta dan ilahi yang membedakan manusia dengan binatang.

hewan sepenuhya dikuasai oleh agenda-agenda genetika . ketika lapar instingnya selalu bilang "makan!" ketika musim kawin hasratnya selalu berteriak "kawin!" .

mendadak gue teringat tentang artikel yang gue baca tentang simpanse, hewan yang paling memiliki kedekatan DNA dengan manusia, bahkan dengan gorillapun simpanse berjarak 3x lipat perbedaan DNA nya.  lalu apa yang membedakan manusia dengan simpanse?

Pernahkah kita renungi , diluar dari kemampuan manusia untuk menjadi benar-benar mulia, terkadang kita lupa bahwa manusia sering memuliakan hal yang tidak semestinya, hanya terlena dalam ilusi kolektif duniawi padahal kita hanya representatif agung yang ditunjuk Tuhan untuk menguasai Bumi dan kita tidak sadar bahwa kita sedang membunuh-Nya secara perlahan. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar